Utang luar negeri RI menyusut, tercatat Rp 7.191 triliun

.

Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). (Bloomberg-Rosa Panggabean)


Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan pada Februari 2025. Total ULN tercatat sebesar US$ 427,2 miliar atau sekitar Rp 7.191 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.830), sedikit menurun dari posisi bulan sebelumnya yang mencapai US$ 427,9 miliar.

Secara tahunan, ULN tumbuh sebesar 4,7% (year-on-year/yoy), melambat dibanding pertumbuhan 5,3% yoy pada Januari 2025. BI menjelaskan bahwa perlambatan ini disebabkan oleh turunnya pertumbuhan ULN sektor publik serta kontraksi di sektor swasta. Selain itu, penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah, turut memengaruhi posisi ULN.

Di sisi pemerintah, ULN pada Februari 2025 juga mengalami penurunan menjadi US$ 204,7 miliar dari US$ 204,8 miliar pada Januari. Meski demikian, secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh 5,1% yoy, sedikit lebih rendah dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya.

Penurunan ULN pemerintah dipengaruhi oleh perpindahan dana dari investor non-residen yang sebelumnya ditempatkan di Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen investasi lainnya, seiring tingginya ketidakpastian global. Pemerintah tetap menunjukkan komitmennya dalam menjaga kredibilitas pembayaran utang serta pengelolaan yang hati-hati dan efisien.

ULN pemerintah dimanfaatkan untuk mendukung pengeluaran negara dalam APBN, termasuk pada sektor-sektor strategis seperti Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, Jaminan Sosial Wajib (17,8%), Pendidikan (16,6%), Konstruksi (12,1%), Transportasi dan Pergudangan (8,7%), serta Keuangan dan Asuransi (8,2%). Hampir seluruh utang pemerintah (99,9%) merupakan utang jangka panjang.

Untuk sektor swasta, ULN juga menunjukkan kontraksi dengan posisi sebesar US$ 194,8 miliar, menyusut 1,6% yoy. Kontraksi ini lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,3% yoy. Baik lembaga keuangan maupun non-lembaga keuangan mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,2% dan 1,5% yoy. 

ULN swasta mayoritas berasal dari sektor industri pengolahan, energi, serta pertambangan, dengan pangsa mencapai 79,6% dari total ULN swasta. Sebagian besar utang ini juga merupakan utang jangka panjang (76,5%).

Secara keseluruhan, struktur ULN Indonesia dinilai tetap sehat. Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun menjadi 30,2% dari sebelumnya 30,3%. BI menegaskan bahwa pihaknya bersama pemerintah akan terus menjaga kehati-hatian dalam pengelolaan utang dan memaksimalkan perannya untuk mendukung pembangunan serta pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama